Monday, November 9, 2009

Inspirasi dan Motivasi

Virus wirausaha menyebar, semangat meninggi  

Jajaran birokrasi sudah tertular virus. Namun, bukan sembarang virus, karena yang menular itu adalah semangat wirausaha. Tak hanya di lingkungan Kabinet Indonesia Bersatu, semangat itu sudah tertular ke berbagai pimpinan daerah. Setidaknya, itulah pengakuan Dino Pati Djalal, juru bicara Presiden.



oleh : Hilda Sabri Sulistyo

Berbicara pada peluncuran Program Universitas Ciputra Entrepreneurship Centre (UCEC), Senin malam, di Ciputra World Jakarta, Dino menjamin 'virus' wirausaha tebarkan tokoh properti nasional ini meluas ke berbagai sektor.

Di pemerintahan, dampak virus itu tampak pada budaya kerja dan keinginan bekerja secara profesional, seperti yang dicontohkan Bupati Sragen dan pemimpin daerah lain yang mampu memajukan daerahnya dengan sektor unggulan.

"Kalau dulu pemimpin daerah hanya bekerja untuk menangani masalah rutin, sekarang mereka sudah menjadi inovator, bagaimana memajukan bangsa dengan potensi sumber daya yang dimiliki," tandasnya.

Dia menyebutkan upaya Ciputra melobi Menkokesra, Mendiknas, Meneg BUMN dan berbagai lapisan masyarakat agar menggerakkan semangat wirausaha mulai menunjukkan hasil dengan adanya komitmen membuat program nyata dan memasukkan kurikulum wirausaha dalam sistem pendidikan nasional.

Hal yang perlu dipelajari dari Ciputra, kata Dino, adalah pengalaman dan kemampuannya mengisi peluang dan kesempatan. Entrepreneurship itu konsepnya know how, tidak melulu mengandalkan aspek intelektual atau harus jenius dulu.

Entrepreneurship penting apalagi di abad ke-21 banyak temuan-temuan yang sifatnya revolusioner melebihi imajinasi manusia. Wirausaha selama tiga generasi membuktikan adanya pertumbuhan dan pemerataan sehingga harus digerakkan di semua lapisan masyarakat.

"Ditunjang stimulus dan kebijakan pemerintah, serta entrepreneurship dari berebagai pihak, saya optimistis Indonesia akan maju. Virus ini harus menjangkiti individu sehingga cara pandang keluarga, komunitas akan berubah," kata Dino.

Menurut Ciputra, visinya menyebarkan semangat wirausaha dilandasi keyakinan bahwa hal itu mampu mengatasi pengangguran dan masalah kemiskinan. Untuk itu, perlu dukungan pemerintah untuk memunculkan wirausaha baru yang akan menyelamatkan negara ini dari krisis ekonomi.

Pada era 1965 dan 1985, AS dilanda kekhawatiran besar munculnya pengangguran akibat krisis ekonomi, "Tetapi karena pemerintahnya menciptakan stimulus untuk pengembangan wirausaha maka masyarakatnya justru menciptakan berbagai macam peluang dan lapangan kerja," kata Ciputra.

Dalam mendorong masyarakat menjadi wirausaha, Ciputra memberikan pelatihan dan sosialisasi hampir di semua lini dan jenjang pendidikan, termasuk menggandeng perguruan tinggi dan perusahaan besar seperti PT Martina Beauty Gallery.

Ciputra juga menjalin kerja sama dengan Yayasan Damandiri untuk memberdayakan rakyat miskin di perdesaan ataupun perkotaan. Yayasan ini memiliki program pemberdayaan masyarakat melalui ribuan Posdaya untuk memberikan pelatihan entrepreneurship.

"Di masa pemerintahan yang jauh lebih demokratis, kita harus punya solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan," kata Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri Haryono.

Manfaat pelatihan

Nur Annisa Rahmawati, wanita pengusaha baju muslim dengan basis pemasaran melalui Internet, menilai pelatihan wirausaha bermanfaat besar bagi pribadi ataupun bisnisnya.

Annisa merupakan peserta program Campus Entrepreneurship UCEC-UGM angkatan dua periode Mei-Agustus 2008. "Pelatihan memberi paradigma baru, bahwa modal bukanlah syarat utama untuk mengembangkan usaha. Kita harus kreatif, inovatif dan memiliki networking yang luas

Sebelum ikut pelatihan omzet Annisa hanya Rp20 juta per bulan, tetapi pada Januari 2009 bisnis online-nya meraup omzet Rp80 juta. "Karena saya memperbaiki penampilan website, melakukan subkontrak dan fokus pada desain."

Annisa juga mampu menembus pasar Qatar, dan karyawannya pun bertambah dari 25 orang menjadi 45 orang. Wanita berusia 27 tahun itu bersyukur mampu memberdayakan kaum wanita di sekitar rumahnya di Kotagede, Yogyakarta.

Dia menilai virus wirausaha yang ditularkan Ciputra membuatnya bersemangat tinggi. "Pak Ci contoh konglomerat yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi sehingga mau berbagi pengalaman, pengetahuan. Saya tentunya juga punya mimpi untuk bisa sesukses beliau." (hilda.sabri@bisnis.co.id)

No comments: